Ngaji Hikam Bab Enam Prinsip Hidup Hatim al-Ashom
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin diriwayatkan bahwa suatu saat Syaqiq Al-Balkhi bertanya kepada muridnya yaitu Hatim Al-Ashom, “Sejak kapan engkau pulang pergi mengaji kepada saya?”. Hatim menjawab, “Sejak 30 tahun.” kemudian Syaqiq bertanya, “Pelajaran apa yang engkau dapatkan selama 30 tahun itu?”. Hatim menjawab, “Aku telah mendapatkan 6 kalimat yang andaikata aku mengamalkannya, maka, aku berharap selamat dari fitnah-fitnahnya dunia”. Syaqiq berkata: “Tolong beritahu aku tentang 6 hal tersebut Barangkali aku mengamalkannya, kemudian aku juga selamat.” Hatim berkata :
1. Aku melihat dan berfikir tentang firman Allah Swt :
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ
إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Artinya: Tidak ada makhluk hidup di atas bumi ini kecuali Allah akan menjamin rizqinya.
Kemudian aku mengakui bahwa
diriku adalah termasuk makhluk hidup yang dijamin Allah rizqinya dan aku juga
yakin bahwa rizqi yang telah dipastikan untukku pasti akan sampai kepadaku.
Karena Allah telah memberi rizqi gajah besar badannya, tetapi Allah tidak lupa
karena nyamuk kecil badannya. Maka aku pasrahkan urusanku kepada Allah,
kemudian aku sibuk dengan ibadah dan aku tidak susah karena selainnya ibadah.
Apa yang dikatakatan oleh Hatim
al-Ashom tersebut dapat kita jadikan bekal berpikir bahwa semua yang hidup di
dunia telah ditentukan rezekinya oleh Alllah. Akan tetapi walaupun telah
dijamin tetap harus usaha dengan mencari dan bekerja agar rezekinya ketemu.
Dalam kitab Taurat disebutkan satu riwayat
:
يَا ابْنَ آدَمَ حَرِّكْ يَدَك ابسط لك في رِزْقُك
Artinya : "Wahai manusia, gerakkanlah tanganmu, maka
akan aku gelar rezekimu"
Makna pernyataan di atas adalah
kita akan mendapat rezeki apabila kita bekerja. Dan yang paling penting adalah
keyakinan kita bahwa rezeki kita sudah dijamin. Dalam kitab Diwan al-Syafii
yang berisi syiiran Imam Syafii pernah disebutkan syiiran tentang rezeki. Hal
ini karena Imam Syafii diuji oleh Allah sejak kecil menjadi orang yang melarat
dan yatim. Saking melaratnya Imam Syafii pada saat itu sampai ketika akan
sekolah, Imam Syafii membawa barang apapun untuk dibuat menulis pelajaran.
Mulai dari pelepah kurma sampai apapun yang dapat digunakan sebagai pengganti
kertas. Karena semua barang digunakan untuk menulis, kamar Imam Syafii pun
penuh barang yang dipergunakan untuk catatan-catatan ilmu tersebut.
Beliau kemudian berpikir, kalau seperti itu terus kamarnya bahkan rumahnya pun akan penuh. Semua ilmu yang tertulis itu pun akhirnya dihafalkan. Dan catatan-catatan tersebut semua dibakar karena beliau telah hafal. Faktor melarat itu, mendorong Imam Syafii menjadi orang sukses yang hebat. Begitu juga anak pondok, biasanya yang melarat mempeng ngaji, karena tidak punya uang untuk bermain-main.
Akhirnya Imam Syafii hanya meminta bekal izin dan ridlo dari
ibunya agar direstui ngaji kitab hadist Muwatho' kepada Imam Malik. Dan karena
beliau juga telah hafal kitab tersebut. Imam Syafii tidak membawa apa-apa
ketika berangkat nyantri ke Madinah. Sampai beliau mengarang syair dalam urusan
rezeki:
توكلت في رزقي على الله خالقي
وَأَيقَنتُ أَنَّ اللَهَ
لا شَكَّ رازِقي
وَما يَكُ مِن رِزقي فَلَيسَ
يَفوتَني
وَلَو كانَ في قاعِ البِحارِ
العَوامِقِ
سَيَأتي بِهِ اللَهُ العَظيمُ
بِفَضلِهِ
وَلَو لَم يَكُن مِنّي اللِسانُ
بِناطِقِ
فَفي أَيِّ شَيءٍ تَذهَبُ
النَفسُ حَسرَةً
وَقَد قَسَمَ الرَحمَنُ رِزقَ
الخَلائِقِ
Artinya, "Aku bertawakal
tentang rezekiku kepada Allah yang telah menciptakanku. Dan aku yakin
sesungguhnya Allah pasti akan memberi rezeki kepadaku. Apapun rezeki yang akan dipastikan pada diriku
tidak akan lepas walaupun itu ada dalam laut yang paling dalam. Allah pasti
akan mendatangkan rezeki dengan fadhol dan kemurahannya walauoun lisan ku tidak
meminta, oleh karena itu untuk apa hatiku gundah?. Allah sungguh telah membafi
rezskinya kepada makhluq-makhluqnya”. Imam Ghazali ketika menerangkan firman
Allah:
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ
بِالْفَحْشَاۤءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ
وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ۖ ﴿البقرة : ۲۶۸
Artinya : Terjemahan Indonesia: Setan menjanjikan
(menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir),
sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah
Mahaluas, Maha Mengetahui.
Jika kita ingat Allah. Kita akan tahu bahwa Allah akan
memberi anugerah berupa jaminan akan rezeki. Kemudian Imam Ghazali menceritakan
seorang yang bernama Khudaifah al-Murisiy. Dia adalah orang yang melayani salah
satu wali Allah yang bernama Ibrahim bin Adham. Satu saat Khudaifah al-Murisiy
ditanyai seseorang tentang hal yang paling menakjubkan saat melayani Ibrahim
bin Adham.
Khudaifah pun bercerita bahwa satu saat beliau bersama Ibrahim bin Adham berada di Makah dan beberapa hari tidak menemukan makanan. Keduanya kemudian masuk ke Kufah Iraq dan berteduh di sebuah masjid yang rusak. Ibrahim melihat kepada Khudaifah dan bertanya, "Apakah Kamu lapar Ya Khudaifah?". Dijawab oleh Khudaifah, "Iya wahai guruku". Lalu Ibrahim menyuruh Khudaifah untuk mengambil kertas dan bulpen.Ketika kertas dan bukpen telah diberikan kepada Ibrahim. Beliau kemudian menulis :
بسم الله الرحمن الرحيم أنت
المقصود إليه بكل حال، والمشار إليه بكل معن
Artinya : “Ya Allah Engkau adalah Dzat yang dicari dalam segala keadaan dan dimintai dalam segala kebutuhan”. Syekh Ibrahim kemudian menulis syair di atas kertas tersebut:
أنا حامدٌ أنا شاكرٌ أنا
ذاكرٌ * أنا جائعٌ أنا ضائعٌ أنا عاريْ
هي ستةٌ وأنا الضمينِ لنصفهَا
* فكنِ الضمينَ لنصفها يا باريْ
مدحيْ لغيركَ لهبٌ نـارِ خضتهَا * فأجرْ عبيدِك من دخولِ النارِ
Artinya : Aku adalah orang yang
memuji, aku adalah orang yang bersyukur,
dan aku adalah orang yang mengingat, Aku adalah orang yang lapar. Aku adalah
orang yang tersia-sia. Dan aku butuh penutup aurat. Enam sifat itu yang aku
miliki. Aku sudah menjamin dari setengahnya. Wahai Dzat yang menciptakan
Jaminlah kepada yang setengahnya lagi. Pemujiku kepada selain Engkau Ya Allah
adalah akan menjadikan bara api yang akan masuki ke dalamnya. Maka maafkanlah
hamba-hambamu, wahai dzat yang maha menciptakan dari masuknya kami dari masuk
neraka".
Tulisan itu kemudian diberikan
kepada Khudaifah oleh Ibrahim bin Adham kertas itu diperintahkan agar diberikan
kepada orang yang pertama ditemui oleh Khudaifah dan muridnya itu diperintahkan
agar keluar berjalan serta terus menerus hanya meminta dan bergantung kepada
Allah.
Beberapa saat kemudian Khudaifah
keluar dan yang ditemui pertama adalah laki-laki yang sedang menunggangi
bighol-nya. Kertas itu diberikan kepada laki-laki tersebut. Saat kertas itu
diterima dan dibaca. Tiba-tiba ia menangis lalu bertanya, "Sekarang apa yang
sedang dilakukan oleh orang yang menulis syair ini?". Khudaifah menjawab,
"Dia sekarang berada di Masjid al-Fulani".
Laki-laki itu kemudian menyerahkan
satu kantong uang yang berisi 600 dinar. Padahal 1 dinar setara dengan 4 geram
emas. 1 Dinar sekarang senilai 4 juta. Berarti uang 600 Dinar kurs sekarang
sama dengan 2.400.000.000. Saat kantong itu diterima Khudaifah, dia bertemu
dengan laki-laki yang lain lalu ditanyakan, "Siapakah orang yang naik
bighol itu?". Laki-laki itu menjawab, "Dia adalah orang nasrani".
Setelah itu Khudaifah segera menghadap Ibrahim dan menceritakan kejadian
tersebut.
Ibrahim bin Adham kemudian
berkata, "Jangan kamu pegang uang itu, karena sebentar lagi orang itu akan
datang". Saat laki-laki itu datang dia langsung memeluk Ibrahim bin Adham.
Dan masuk Islam. Setelah masuk Islam, barulah uang itu bisa digunakan. Inilah
cerita yang ditulis Imam Ghazali dalam Ikhya juz 4 bahwa orang yang yakin
kepada Allah tentang rezeki akan dijamin oleh Allah.
Imam Ghazali juga menulis cerita
pada zaman Sayidina Umar dimana ada orang laki-laki yang selalu ada seorang
laki-laki yang selalu berada di pintu Sayidina Umar. Tiba-tiba ada orang lain
yang berkata kepadanya, "Wahai laki-laki Engkau apakah butuh kepada Umar
atau butuh kepada Allah?. Jika kamu butuh Allah, maka jangan disitu, maka
belajarlah Alquran, pasti Allah menjamin rezekimu".
Satu saat Sayidina Umar bertemu orang yang biasa berada di depan pintu rumahnya. Kemudian ditanyai, "Kamu biasanya berada di depan pintu rumahku, sekarang kenapa sudah tidak pernah lagi?". Laki-laki itu menjawab, "Iya Umar, sekarang aku sudah membaca Alquran!". Ternyata di dalam Alquran ada ayat:
وما في السماء رزقكم وما
توعدون
Artinya : Rezekimu ada dilangit dan apa-apa yang kamu
dijanjikan oleh Allah Swt".
Laki-laki itu mengatakan kepada
Sayudina Umar bahwa saat ia membaca ayat tersebut, dia sadar bahwa rezekinya
ada dilangit, tapi mengapa dia berada di depan pintu Umar. Mendengar itu
Sayidina Umar langsung menangis dan berkata, "Apa yang kamu katakan
benar!". Laki-laki itu telah sadar bahwa dia memilki yang kebih kaya yaitu
Allau Swt. Sampai Sayidina Umar yang seorang kholifah, sering duduk dengannya
dan meminta nasihat kepada laki-laki tersebut.
Memang terkadang orang yang pekerjaanya meminta-minta itu adalah orang yang hebat. Seperti dalam cerita Sayidina Umar tersebut. Sampai Sayidina Umar yang seorang kholifah, sering duduk dengannya dan meminta nasihat. Oleh karena itu apabila ada yang minta-minta jangan dibentak-bentak siapa tahu itu adalah walinya Allah Swt.
2. Aku melihat dan berfikir tentang firman Allah Swt:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ
اِخْوَةٌ
Artinya: sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah
bersaudara.
Maka aku tekadkan, bahwasanya
semua orang beriman adalah saudaraku. Sedangkan saudara sebaiknya belas kasihan
pada saudara lainnya. Dan aku juga
meyakini bahwa permusuhan yang terjadi antara manusia sumbernya adalah iri hati, maka, aku berusaha
mengeluarkan iri hati dari hati saya, sehingga aku menjadikan hatiku berada
dalam keadaan yang andaikata ada orang mukmin tertimpa kesulitan di jagat
timur, maka, aku juga menjadi susah. Sehingga, seolah-olah kesusahan itu
menimpa pada diriku. Dan andaikata kebahagiaan itu telah ada kepada orang
muslim di jagat barat, maka, juga akan berbahagia. Sehingga, seolah-olah
kebahagiaan itu mengena kepada saya.
Saat ini di saudara seiman kita
di Palestina sedang diuji sampai korban yang meninggal mencapai 12.000. Oleh
karena itu kita juga harus mendoakan dengan anjuran dari PWNU yaitu dengan
memperbanyak sholawat asgil.
3. Aku berfikir, kemudian aku
menemukan bahwa setiap manusia memiliki kekasih dan seharusnya seseorang yang
memiliki kekasih menampakkan kasih sayangnya, maka, aku menjadikan kekasihku
adalah taat kepada Allah. Sedangkan kekasih-kekasih lainnya semua terputus
dariku, kecuali taat kepada Allah, karena taat kepada Allah akan bersamaku baik
di alam kubur, padang mahsyar dan di atas shirathal mustaqim. Taat dan ibadah
kita kepada Allah dapat kita jadikan teman. Karena anak dan isteri hanya teman
saat kita ada di dunia. Sedang amal ketaatan akan selalu menyertai. Jangan
terlalu cinta pada sesama dan kepada benda-benda.
4. Aku berfikir, kemudian aku
menemukan bahwa setiap manusia memiliki musuh, dan seharusnya manusia tersebut
bermusuhan dengan musuhnya, serta berhati-hati dengan musuhnya. Kemudian aku
meyakini setan adalah musuhku yang terbesar, karena dia bisa melihatku
sedangkan aku tidak bisa melihatnya, ia berkehendak menjadikan aku menjadi
temannya di neraka, maka aku sibuk memusuhi setan selama aku masih hidup dan
aku tidak bermusuhan dengan lainnya.
Seperti yang dinyatakan dalam Alquran :
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ
الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاۤءِ ۚ
Artinya : "Setan menjanjikan
(menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir). Dalam
firman yang lain dijelaskan bahwa setan tahu akan kita. Sementara kita tidak
bisa melihat mereka. Oleh karena itu kita harus hati-hati jangan sampai
menuruti ajakanya.
5. Saya berfikir, kemudian aku
menemukan bahwa setiap manusia mempunyai rumah dan ingin rumahnya baik dan
makmur, kemudian aku meyakini rumahku yang abadi adalah kuburan, maka, aku
berusaha sibuk memperbaiki dan memakmurkan kuburanku.
Memperbaiki kuburan maksudnya
adalah dengan cara di dunia banyak membaca Alquran agar kuburnya bercahaya.
Rasulullah pernah berjalan dengan Imran bin Khusain. Ketika melewati kuburan
Nabi berhenti dan perintah kepada Imron agar memanjat pohon kurma untuk
memotong pelepahnya. Kemudian pelepah itu ditanam oleh Nabi di kuburan tesebut, Nabi berkata, "Orang dalam kubur ini
disiksa oleh Malaikat dan selama pelepah kurma ini masih basah, maka siksanya akan
diringakan oleh Allh Swt". Imron bertanya, "Apa dosa dua orang
yang berada dalam kuburan ini
Nabi?". Nabi menjawab, "Yang satu karena fidak bis menjaga barang
najis sedangkan yang satu suka mengadu-adu saudaranya "
Dulu ketika membuat rumah saya didatangi
Kiai Ustman Petuk. Beliau berkata, "Kamu kalau membuat kamar mandi, dan
agar rumahmu bisa suci maka usahakan air
tidak keluar dari Kamar mandi maka beri penghalang keramik di pintu, agar
cipratan air tidak keluar". Hal-hal kecil tentang najis seperti ini
apabila tidak diperhatikan bida menjadi siksa kubur seperti riwayat di atas.
6. Aku berfikir, kemudian aku
menemukan, bahwa setiap sesuatu pasti ada yang mencarinya, kemudian aku
meyakini bahwa yang mencariku adalah malaikat maut dan aku tidak tau dia datang
kepadaku, maka, aku selalu bersiap-siap untuk kedatangannya. Bagaikan pengantin
perempuan yang dipertemukan ke rumah suami, maka kapanpun malaikat maut datang
kepadaku, maka aku tidak akan meminta untuk ditunda. Syaqiq berkata,
“Sebaik-baik pemahaman adalah pemahamanmu, yang andaikata 6 hal di atas
diamalkan olehmu dan olehku, pasti engkau dan aku akan selamat".
Dalam syair jawa dijekaskan : “Ojo
siro banget-banget oleh dunyo, Malaikat jurupati lirak-lirik marang siro. olehe
mlirik Malaikat, Arep jabut nyowo siro, olehe nyabut angenteni dawuh kang moho
muliao. Sakwuse didawuhi banjur moro
kondo aku iki mung sakdermo, siro ora keno semoyo. Lamun mati lamun bejo siro
iku munggah suwargo. Lamun ciloko siro itu temen-temen melebu neroko"
Di dalam Ikhya Ulumuddin Imam Ghazali menguti Sabda Nabi
yang dapat kita jadikan pegangan yaitu:
المرء يموت على ماعاش عليه
Artinya : "Seseorang akan mati sesuai dengan kebiasaan
hidupnya".
Abah Djamal sangat suka dengan sholawat burdah. Bahkan
sebelum wafat yang dibaca adalah sholawat yaitu sholawat Tibil Qulub. Sampai
beliau akan wafat. Ini sesuai dengan sabda Nabi bahwa seseorang akan mati
sesuai dengan kebiasaan hidupnya.
Dalam kitab Syarah Dalail diceritakan sejarah tentang Utsman
bin Affan. Beliau adalah sahabat Nabi yang ahli Alquran. Sampai ada khot
Ustamni karena ketika beliua menjadi kholifah, beliau berhasil menyatukan
Alqruan ke seluruh dunia.
Dalam membaca Alquran ada istilah
Quroaah Sabaah yaitu membaca Alqran berdasarkan 7 Imam. Seperti ketika kita
mendengarkan Muamar, yang terkadang aneh. Itu memang ada sanadnya yaitu Iman
Warash.
Pada zaman Rasulullah, Alquran
belum ditulis dan belum dikumpulkan dalam satu Mushaf. Sehingga pada zaman Abu
Bakar, sahabat Umar usul agar Alquran dijadikan satu Mushaf. Karena khawatir
nanti Alquran tidak ada yang menghafal dan tidak tahu tulisannya.Abu Bakar
berkata, "Aku tidak berani melakukan apa yang tidak dilakukan
Rasulullah".
Saat itu Umar diam. Tapi besoknya
Umar datang lagi. Usul dengan permintaan yang sama. Sampai 3 kali usul akhirnya
Abu Bakar istikharah lalu sepekat dengan usulan Umar. Akhirnya Abu Bakar
menunjuk Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Alquran. Ditulislah mushaf Alquran.
Setelah selesai Mushaf itu disimpan isteri Nabi yang bernama Hafsoh.
Sahabat-sahabat Nabi yang pernah
diajar Nabi, bacaan-bacaannya banyak
yang berbeda. Sampai zaman Sayidina Ustman ada sahabat yang bernama Khudaifah
al-Yamani. Beliau punya ide dan usul kepada ustman, "Ustman aku usul agar
seluuruh Alquran didunia dijadikan satu model bacaan". Akhirnya jadilah
khat Ustmani.
Diantara karomahnya Sayidina
Ustman adalah dalam 1 rokaat sholat satu khataman. Yang namanya karomah ada
yang thoyul waqti yaitu masa yang panjang bisa menjadi sangat singkat. Beliau
adalah ahli baca alquran sampai ketika wafat beliau membaca ayat:
فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ
ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Abah pernah cerita tentang Syekh
Mahfudz al-Turmusi dari Termas pengarang kitab Manhaju Dzawin Nadzara. Beliau
bisa menghatamkan Alquran antara magrib dan isyak. Berarti hanya kurang lebih 1
jam khatam Alquran. Ini diantara karomah Syekh Mahfudz. 1 jam nya sama dengan
12 jam orang biasa. Sampai ada yang ingin membuktikan. Akhirnya di babus salam,
disemak, dengan syarat tidak boleh melihat jam. Setelah jamaah magrib, dua
orang itu berhadapan dan ditutup surban.
Syekh Mahfudz membaca dengan
tartil pelan dan biasa serta tidak cepat. Tapi ketika khatam sela waktu sebentar terdengar adzan isyak. Orang yang
menyimak pun bingung. Sampai dalam kitab bab karomah yang umurnya hanya 50
tahun tapi karangan kitabnya sampai 150 judul. Di Fiqih saja ada yang judulnya
Wajiz, Basith, dan Wasith. Belum di Tasawuf beliau mengarang Ikhya' Ulumuddin,
Minhajul Abidin, dsb. Itu karena bisa melipat waktu.
Kiai Salim Azhar cerita ada orang
Gresik suka baca Alquran surat Yasin. Perempuan sudah tua. Di depan rumah dan
nyapu yang dibaca Yasin. Ketika akan wafat tidak sakit. Setelah dhuha menunggu
dhuhur. Beliau baca ayat:
وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ
الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Artinya : "Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak
menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan
dikembalikan."
- Disarikan dari Ngaji Hikam Setiap Malam Selasa oleh KH.
Moh. Yahya Husnan, di Bumi Damai Al-Muhibin Tambakberas Jombang.
Alhamdulillah, mugi istiqomah
BalasHapusAmiiin...
BalasHapusAlhamdulillah jenengan selalu menebar pahala kebaikan tadz
BalasHapusAlhamdulillah ...... ini yg di tunggu tunggu Tadz ......
BalasHapus