Kulineran Jombang : Dari Kikil Sampai Mangut Ndas Manyung

Sebagian orang mengatakan hari Minggu adalah hari keluarga. Hari dimana anak-anak dikenalkan dengan kolam renang, taman bermain, tempat wisata dan berbagai dunia tamasya lainnya. Sebagai orang tua pemula, Kami tidak mengamini peryataan diatas tapi juga tidak menyangkal. Lebih Fleksibel soal waktu jalan-jalan. Karena bagaimanapun sebagai bapak-bapak anak dua, Bekerja adalah wajib. Dan anak-anak juga memiliki hak waktu atas orang tuanya.



Pekan ini kami memulai hari minggu dengan CFD di Jombang. CFD untuk Pertama Kalinya. Setelah Beratus-rastus kali lewat Jombang Kota. 😆 


CFD Ini bermanfaat selain untuk menambah target bergerak dengan berjalan berkilo meter di sepanjang jalan Wahid Hasyim yang menjadi Jantungnya Kota Jombang, juga bermanfaat untuk memanjakan mata dengan  beragam dagangan kaki lima yang harganya ramah di kantong. 


Kalau Sobat datang dari arah selatan Saya rekomkan lokasi parkirnya di area Kebun Rojo. Karena harga parkir yang hanya Rp. 2.000 sampai Rp.3000 sepuasnya dan insyaAllah sepeda kita dijaga dengan aman sentosa. Selain itu kalau kita parkir di Kebun Rojo kita bisa duduk santai di taman sambil melepas anak-anak bermain. 


Sebelum kami ngos-ngosan CFD. Kami mengisi menu sarapan wajib yang kalian harus coba kalau lewat Jombang Kota. Kami menyebutnya Kikil Selatan Stasiun karena lokasinya yang berada di selatan stasiun.


Warung Kikil ini asli uenak tenan. Walaupun tidak ada tambahan lauk gorengnya. Tapi rasa lodeh dan kikilnya nendang di lidah. Saking enaknya Kikil ini, Hampir saja kalau kami datang 10 menit lebih lambat. Ludes sudah harapan untuk sarapan lodeh kikil. Padahal jam baru saja menunjukan jarum di Pukul 08.00 WIB. 


Ngomong-ngomong warung Kikil ini milik Ibu dari teman satu sekolah saya di Madrasah Fattah Hasyim. Beliau adalah Pak Hafidz Abidin guru Matematika dan IPA. Ibunya ini ramaaaah banget. Selain itu kalau Sobat mampir di warung ini, pasti Sobat bakal nyaman karena terasnya yang bersih dan dihiasi oleh petetan tanaman-tanaman hijau.


Baru setelah perut terisikami cus jalan-jalan di CFD dengan kondisi Satu anak digendong dan Satu anak jalan sendiri. Si Anak pertama jalan nyelonong pakai maps keinginannya. Tapi Alhamdulilahnya dia nggak asal nunjuk barang. Mungkin tahu kalau kantong bapaknya pas-pasan dan hanya pas buat makan. 🤣


Tujuan ketiga setelah CFD dan Alun-alun adalah wisata kuliner Kedua yaitu Irene Foodies. Disini tempatnya agak hidden ya Gaes. Karena harus masuk gang. Dan berada di tengah perumahan. Alamat tepatnya di Jl. Jawa No. 48 Jombang Kota di Selatan Alun-alun. Atau Gang nya sama persis dengan Gang Kikil yang saya ceritakan di atas.


Irene Foodies ini banyak menyediakan masakan laut khas asapan. Dari Iwak Pe asap, Tongkol Asap, Tengiri Asap sampai Mangut Ndas Manyung asap. Nah, khusus menu yang terakhir ini yang menarik untuk direview. 


Walaupun rasa pedas dan ngeeeh-nya Mangut Ndas Manyung Irene Foodies ini tidak senendang pedas dan ngeeh-nya Ndas manyung ala Pantura. Tapi level pedes di sini bisa lo by riquest. Jadi Kalau pingin levelnya puuuedes seperti ala pantura tinggal pesan saja. 


Warna kuah mangut di Irene Foodies sini juga beda dengan kuah mangut ala pantura yang cenderung kuning. Di Irene warna-nya lebih kemerahan. Mungkin karena masakan Jombang lebih khas pakai pewarna cabai merah. Tapi ikannya fresh. Hanya saja Manyungnya ini manyung asap ya Gaes. Bukan manyung pure seperti ketika kita meninkmati Ndas Manyung di Semenanjung Pantura.  


Untuk harga Ndas Manyung dan Tengiri tergantung beratnya. Mulai dari Rp. 35.000 untuk 3 Ons, 4 Ons harga Rp. 45.000 Sampai 1 Kg dan 2 Kg. Masalah ini tergantung dompet masing-masing lah ya. 😃


Bagi Sobat yang rindu sensasi Mangut Pantura, mungkin Ndas Manyung Irene Foodies Jombang ini bisa dibuat pilihan sebagai destinasi kuliner pelipur rindu akan Mangut ala Pantura. Demikian. (*)



2 komentar untuk "Kulineran Jombang : Dari Kikil Sampai Mangut Ndas Manyung"