Ngaji Hikam Bab 6 Perkara Yang Patut Diwaspadai
Dalam kitab Musthalahul Hadist diterangkan tentang beberapa macam hadist ada yang disebut Marfu’, Mauquf, dan Maqtu’. Hadist marfu’ adalah hadist yang memang disabsakan Rasulullah Saw. Sedangkan hadist mauquf adalah hadist yang diucapkan oleh para sahabat Nabi Muhammad Saw. Walaupun yang berkata adalah para sahabat tapi tetap dinamakan hadist yaitu hadist mauquf.
Hadist mauquf yang berbicara adalah sahabat tapi harus tetap kita pelajari dan perhatikan karena mereka adalah orang yang hidup bersama Rasulullah. Diantara hadist mauquf adalah apa yang dikatakan Sayidina Ustman bin Affan, Beliua berkata:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ فِي سِتَّةِ أَنْوَاعٍ مِنَ الْخَوْفِ أَحَدِهَا مِنْ قِبَلِ اللهِ أَنْ يَأْخُذَ مِنْهُ الْإِيْمَانَ وَالثَّانِي مِنْ قِبَلِ الْحَفَظَةِ أَنْ يَكْتُبُوْا عَلَيْهِ مَا يَفْتَضِحُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالثَّالِثِ مِنْ قِبَلِ الشَّيْطَانِ أَنْ يُبْطِلَ عَمَلَهُ وَالرَّابِعِ مِنْ قِبَلِ مَلَكِ الْمَوْتِ أَنْ يَأْخُذَهُ فِي غَفْلَةٍ بَغْتَةً وَالْخَامِسِ مِنْ قِبَلِ الدُّنْيَا أَنْ يَغْتَرَّ بِهَا وَتُشْغِلُهُ عَنِ الْآخِرَةِ وَالسَّادِسِ مِنْ قِبَلِ الأَهْلِ الْعِيَالِ أَنْ يَشْتَغِلَ بِهِمْ فَيَشْغِلُوْنَهُ عَنْ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى
Sudah semestinya seorang mukmin selalu khawatir dengan 6 hal. Yaitu :
I- Khawatir dari Allah yaitu khawatir ketika mengambil ruhnya Allah juga mengambil imannya. Khawatir imannya diambil oleh Allah ketika naza’ atau sekarat. Sehingga Sahabat Ibnu Mas’ud selalu berdoa agar diberikan khusnul khatimah dengan doa:
اللَّهُمّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لاَ يَرْتَدُّ، وَنَعِيمًا لاَ يَنْفَدُ، وقرة عين لا تنقطع وَمُرَافَقَةَ نبيك مُحَمَّدٍ ﷺ فِي أَعْلَى جنان الْخُلد
Artinya : Ya Allah kami memohon iman yang tidak terlepas. Kenikmatan yang tiada habisnya. Dan hati yang tenang yang tidak terputus. Dan jadikanlah kami jadi orang yang bersama Nabi Muhammad di surga yang paling luhur.
Atau doa yang lain :
اللهم اختمنا بخاتمة السعادة
Artinya : Ya Allah kami meminta akhir yang beruntung yaitu khustul khotimah.
Cara pertama yang dapat kita lakukan karena khawatir akan iman yang mungkin bisa lepas saat akhir hayat adalah dengan memperbanyak doa kepada Allah Swt. Meminta kepada-Nya agar diberikan wafat yang khusnul khatimah.
Cara Kedua di dalam kitab Ikhya yang ditulis oleh Imam Ghazali, Nabi mengutarakan sebuah hadist:
المرء يموت على ماعاش عليه
Artinya : Seseorang akan mati sesuai dengan kebiasaan hidupnya.
Hadist ini dapat kita jadikan pegangan agar waktu hidup kita digunakan untuk amal-amal yang dapat membawa kepada kematian yang khusnul khatimah. Apa contohnya, memperbanyak membaca sholawaf, Alquran, dan zikir sehingga amal itu menjadi kebiasaan hidup.
Abah Djamal saat ngaji malam selasa pernah cerita. Yang cerita itu persis dengan cerita yang ada di majalah Nurani yang saya beli di Jombang. Abah Djamal cerita ada Kepala Madrasah Negeri Tambakberas yang sekarang menjadi MAN 3 Jombang yang bernama Pak Majid. Beliau memiliki amal kebiasaan yaitu sholat jamaah. Ketika akan pergi pasti pesan dengan isterinya agar tetap bisa sholat jamaah. Kedua pasangan ini memang sama-sama suka sholat berjamaah.
Bahkan ketika isterinya uzur haidl Pak Majid mencari tetangganya untuk diajak sholat jamaah agar kebiasaan sholat jamaahnya tidak terputus. Karena kebiasaan jamaah ini, wafatnya Pak Majid ini adalah ketika sholat jumaat pada sujud terakhir. Wafat saat sholat.
Sahabat Ustman adalah sahabat yang ahli dalam membaca Alquran. Sampai sekarang kita mengenal Penulisan Alquran yang memakai Rasm Ustmani yang dibakukan oleh Sayidina Ustman. Saking istiqomahnya Sayidina Ustman dalam membaca Alquran beliau dikenal karomahnya dalam membaca Alquran. Dalam riwayatnya diceritakan bahwa ketika beliau sholat tahajud, beliau dapat mengkhatamkan Alquran.
Saking istiqomahnya dalam membaca Alquran beliau ketika wafat dibunuh oleh para pemberantak adalah saat membaca Alquran yang saat itu sampai pada ayat:
فسيكفيكهم الله وهو السميع العليم
Sampai darah beliau mengalir saat dibunuh. Ada riwayat yang menceritakan mengapa dalam Alquran tulisan وليتلطف berwarna merah adalah karena sebagai tanda dulu lafadz itu terkena darah Sayidina Ustman. Kebiasaan hidup beliau membaca Alquran dan beliau wafat dalam keadaan membaca Alquran.
Saya dan Kiai Salim Azhar Lamongan masih terhubung sepupu. Karena Bapak saya adalah adik dari Ibu Beliau. Satu ketika beliau pernah cerita di daerah Gresik ada wanita yang sudah tua tapi hapal surat Yasin dan suka membaca surat Yasin. Sebab beliau tidak boleh bekerja oleh anak-anaknya. Saat beliau nganggur yang dibaca adalah surat Yasin.
Beliau wafat saat waktu zuhur. Sebelum zuhur beliau shalat duha. Tapi antara duha dan zuhur ini beliau tunggu dengan tidur. Karena kebiasaan hidupnya membaca surat Yasin. Saat akan wafat beliau membaca surat Yasin pada ayat:
وما لي لا أعبد الذي فطرني وإليه ترجعون
Ketika akan sholat zuhur dibangunkan anaknya ternyata beliau sudah wafat.
Dalam kitab Al-Nashoih Al-Diniyah karangan Syekh Abdullah Ba’lawy Al-Hadad diterangkan bahwa diantara sebab-sebab seseorang diberikan akhir hidup suul khotimah yang paling banyak adalah :
1) Orang yang meremehkan sholat fardlu. Oleh karena itu sesibuk apapun usahakan jangan sampai meremehkan sholat fardlu. Apalagi sampai meninggalkannya. Ketika begadang dengan melihat bola jam dua, jangan sampai sholat subuhnya jam 7, dsb.
Sampai pada saat kita bepergiaan dan sholat tersebut telah diperbolehkan untuk dijamak. Maka Dalam fiqih tetap ketika kita jamak takhir, saat waktu sholat yang pertama di dalam hati harus sudah ada niat bahwa sholat tersebut akan dijamak takhir. Tujuannya adalah agar tidak merehmkan sholat. Jika membawa rombangan orang banyak, maka semua harus diberi tahu.
Contoh sedang bepergian saat waktu zuhur dan asar masih dijalan. Niat untuk dijamak takhir di dalam waktu sholat asar. Maka saat masuk waktu sholat zuhur harus sudah niat sholat zuhurnya dikerjakan nanti saat asar yaitu dijamak takhir. Apabila ada orang jamak takhir zuhur-asar. Tapi saat zuhur dia tidak niat untuk menjamak takhir zuhurnya maka itu adalah qadla. Adanya jamak takhir adalah karena pada sholat yang pertama sudah diniati untuk ditakhir. Ini semua agar tidak meremehkan sholat.
Oleh karena itu sholat dalam keadaan apapun tidak boleh ditinggalkan. Kalau dalam keadaan terbatas maka bisa dilakukan semampunya. Sebagaimana keterangan dalam kitab Bugyatul Mustarsidin.
Satu ketika Kiai Marzuqi Mustamar pernah cerita ada jamaah umrah ketika sholat subuh mereka tidur semua tidak ada yang bangun untuk sholat. Ketika sampai Madinah baru mengqadla sholat subuh. Padahal umrah adalah ibadah sunah. Tapi meminggalkan ibadah wajib.
Lalu bagaimana yang benar?. Harusnya walaupun tidak bisa syarat rukun sholat, seperti wudlu, berdiri, menghadap qiblat, dsb, harus tetap sholat yaitu sholat li khurmatil waqti. Nanti setelah sampai di tempat tujuan maka sholat lagi mengqadla karena sholat yang tadi belum sempurna. Jangan sampai meremehkan sholat dengan tidak melakukan sholat khurmat waktu. Walaupun tetap sama-sama mengqadla.
2- Orang yang Mencari-Cari Kesalahan Orang Lain. Padahal kita sering seperti peribahasa gajah di pelupuk mata tak tampak. Kuman diseberang lautan kelihatan. Kejelekan orang lain sekecil apapun kita bisa melihat. Tapi kesalahan sendiri sebesar gajah tidak tahu.
Oleh karena itu kita tidak boleh mencari kesalahan orang lain karena itu menjadi sebab suul khatimah. Lalu bagaimana kalau ketahuan?. Maka doakan semoga mendapat hidayah Allah Swt.
3- Orang yang menipu orang Islam.
II- Orang yang beriman seharusnya khawatir dengan Malaikat Muhafadzah ketika menulis amal kita yang menjadikan besok di hari kiamat kita menjadi malu. Rasulullah bersabda :
فضوح الدنيا أهون من فضوح الآخرة
Artinya : Terbukannya keburukan (malu) di dunia lebih ringan daripada terbukannya keburukan (malu) di akhirat.
Karena hadist ini dulu para sahabat saat melakukan kesalahan pada zaman Rasulullah termasuk karena melakukan zina. Mereka lebih senang dihukum didunia. Karena Nabi menjelaskan Terbukannya keburukan (malu) di dunia lebih ringan daripada terbukannya keburukan (malu) di akhirat.
Di dalam kitab Ikhya Juz 4 disebutkan cerita bahwa ada seorang sahabat bernama Maiz yang terkana cobaan melakukan zina. Padahal dalam Alquran dalam ayat yang telah dinaskh ayatnya tapi hukumnya tidak. Disebutkan orang yang telah berzina yang sudah punya isteri / suami dan pernah merasakan jima’. Maka dia harus dirajam. Yaitu dikubur separuh badannya dan dilempari batu kecil-kecil sampai mati. Sehingga pada masa Nabi jarang yang berzina.
Akhinya Sahabat Maiz lapor kepada Nabi apabila telah berzina. Tapi Nabi saat itu tidak begitu menanggapi. Tujuannya agar Maiz cukup bertaubat dan tidak lapor lagi. Akan tetapi Maiz sangat takut dengan akhirat sehingga besoknya setelah jamaah subuh dia melapor lagi kepada Nabi. Dan Nabi tidak menanggapi lagi. Tujuannya agar Maiz bertaubat dan tidak lapor lagi. Akan tetapi besoknya Maiz tetap kembali dan melapor kepada Nabi.
Akhinya sampai ketiga kalinya Nabi pun menanggapi Maiz dan dirajam sampai mati. Bagi Maiz rajam lebih baik daripada besok diakhirat siksanya pasti lebih pedih. Sehingga dia memilih untuk disiksa di dunia. Akhirnya sahabat yang lain bermimpi bertemu Maiz dia telah berada di surga karena dosanya telah terampuni. Karena Terbukannya keburukan (malu) di dunia lebih ringan daripada terbukannya keburukan (malu) di akhirat.
III- Khawatir akan amalnya yang baik dibatalkan oleh setan. Amal yang sudah dilakukan batal gara-gara godaan setan. Dalam Alquran difirmankan:
يا أيها الذين آمنوا لا تبطلوا صدقاتكم بالمن والأذى
Wahai orang yang beriman Jangan sampai kamu menghilangkan pahala shodaqahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti orang yang kamu shodaqahi.
Kita sedekah itu baik. Tapi bisa hilang pahalanya apabila kita menyebut-sebut sedekah tersebut. Termasuk dengan memamerkan amal.
IV- Takut kepada malaikat Maut, jangan-jangan ia mencabut nyawa nya ketika kita lupa kepada Allah.
Orang wafat tidak tahu kapan wafatnya. Terkadang sehat lalu wafat. Terkadang yang sakit adalah suaminya tapi yang wafat isterinya.
Saya punya adik. Jadi yang perempuan adalah adik saya. Saat malam selasa. Yang laki-laki baru saja berbuka puasa senin. Lalu merasa tidak enak badan dan minta dipijat dan dikeroki. Kemudian lampu mati dan tiba-tiba suaminya juga wafat. Ini membuktikan bahwa kapan waktu mati seseroang tidak tahu.
Sehingga sebagai seorang beriman kita harus waspada saat ketika dijabut nyawanya jangan-jangan saat kita lupa zikir kepada Allah. Abah Djamal sering mengingatkan kepda kita agar berzikir kepada Allah dengan cara ketika bernafas masuk mengingat Allah, ketika mengeluarkan juga ingat Allah. Disebut dengan Hifdzu Nafs atau menjaga nafas.
Saya saat sowan Mbah Djalil beliau tangannya bergerak menyesuaikan dengan zikirnya hati. Beliau saat itu dawuh, “Kamu udahakan lisannya membaca Alquran, tapi hati berzikir Allah Swt”.
Memgapa beliau dawuh seperti itu?. Diantaranya adalah agar kapanpun kita diambil nyawa oleh Allah kita dalam keadaan berzikir. Karena terkadang orang wafat ada yang mendadak (bagtatan).
V- Takut kepada dunia jangan-jangan dunia telah membuat dia terlena sehingga kita melupakan akhirat.
Kita hidup pasti butuh uang sehingga butuh pekerjaan. Tapi jangan lupakan akhirat. Supaya tudak lupa bagaimana diniati yang baik yaitu untuk mencari rezeki yang halal. Untuk nafkah isteri dan mensekolahkan / memondokan anak-anak. Dan agar jangan sampai makan perkara haram. Pekerjaan tersebut walaupun sepertinya pekerjaan dunia tapi bisa jadi amal akhirat. Seperti dawuh:
كم من عمل يتصور بصورة عمل الدنيا، ثم يصير بحسن النية من أعمال الآخرة بحسن النية
Banyak amal sepertinya amal dunia, tapi menjadi amal akhirat karena bagusnya niat.
VI- Takut kepada keluarga jangan-jangan mereka telah menyibukkan kita untuk memenuhi urusan mereka, sehingga melupakan ketaatan kepada Allah.
Di dalam kitab Ikhya Juz II Bab Nikah disebutkan akan datang satu zaman dimana rusaknya orang laki-laki karena perempuan. Karena isterinya menyuruh untuk mendapatkan rezeki yang sampai mebolehkan perkara haram. Akhirnya keduanya menjadi rusak. Banyak orang gara-gara isterinya sebenarnya dia tidak bisa tapi dipaksa sampai dia melakukan perkara yang haram. (*)
*Disarikan dari Ngaji Hikam Setiap Malam Selasa oleh KH. Yahya Husnan, di Masjid Bumi Damai Al-Muhibin Tambakberas Jombang, 16 Desember 2024.
Posting Komentar untuk "Ngaji Hikam Bab 6 Perkara Yang Patut Diwaspadai"